Minggu, 13 Juli 2014

2013, Pemerintah Targetkan Bangun Industri Nano TeknologiI

2013, Pemerintah Targetkan Bangun Industri Nano Teknologi
JAKARTA (Berita SuaraMedia) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan industri dalam negeri bisa menggunakan nano teknologi dari hasil riset and development (R&D) yang dilakukan oleh Kemenperin dan Kementerian Riset dan Teknologi.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Dedi Mulyadi mengatakan, pihaknya berharap dalam waktu tiga tahun ke depan riset gabungan tersebut sudah dapat menghasilkan setidaknya satu produk nano teknologi yang dapat diaplikasikan di industri nasional.

"Karena kebutuhan nano teknologi di industri nasional sangat besar. Sebagian besar nano teknologi yang digunakan industri nasional adalah produk dari luar negeri," kata Dedi di Jakarta.

Selain itu produk nano teknologi buatan dalam negeri, diklaim Dedi, akan mengurangi biaya perusahaan karena harga jualnya yang lebih rendah.

"Selama ini, produk nano teknologi yang dibuat R&D dalam negeri hanya sebatas prototype bukan untuk diaplikasikan," jelasnya.

Dedi mengatakan, pada saat ini sebanyak 12 perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi mikro dan nano teknologi Indonesia  siap untuk mengunakan hasil dari R&D gabungan.


"12 perusahaan ini  bergerak di sektor industri keramik, tekstil, kosmetik dan cat. Kalau yang akan diproduksi, sesuai dengan kebutuhan mereka, dan akan langsung mengunakan," tuturnya.

Menurutnya, BPPI telah mendapatkan penghargaan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) sebagai lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) pemerintahan terbaik.

"Kalau target kami pada 2013 itu tidak tercapai, maka saya akan kembalikan penghargaan itu," tegasnya.

Untuk mempromosikan hasil-hasil penelitian litbang industri, BPPI akan menggelar Research and Development (R&D) Expo pada 9-12 Juni di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Acara ini bertujuan agar kemajuan riset nano teknologi yang sudah ada, bisa tersosialisasi dan digunakan dengan baik.

Selain itu, kapasitas dan produktivitas penelitian serta industri dapat meningkat. Sehingga, dapat mendongkrak kontribusi sektor industri terhadap perekonomian nasional.

R&D Expo 2010 akan menghadirkan sekitar 90 stan yang berasal dari sektor pertahanan dan keamanan, pangan, energi, kesehatan, teknologi komunikasi dan informasi, transportasi dan obat-obatan.

"Kita targetkan 1.500 pengujung, dana aka nada transaksi bisnis," terangnya.

Pameran tersebut, kata dia, bertujuan untuk mendekatkan nanoteknologi kepada dunia usaha.

"Mudah-mudahan akan ada kerja sama bisnis,"ujar Dedi.

Presiden SBY, lanjutnya, juga menyarakankan agar nanoteknologi bisa dikuasai oleh Indonesia.

Dedi mengakui, hingga saat ini, nanoteknologi belum digunakan secara maksimal di industri dalam negeri.

"Sampai saat ini, belum digunakan sama sekali di industri kita,"ucapnya.

Sementara itu, Director EdWar Technology Edi Sukur mengatakan, ukuran nano sangat kecil, sehingga untuk melihatnya harus menggunakan mikroskop khusus. Dan mikroskop khusus ini belum pernah dibuat di Indonesia.
"Ukuran nano itu seperti bola basket berbanding dunia, harus menggunakan mikroskop khusus untuk melihatnya, mikroskop ini harganya sekitar Rp2 miliar hingga Rp3 miliar," kata Edi. (ar/z2k) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa like dan komentar nya ya..!!!